kejadian 13 oktober 2017
Kejadian yang tak terduka
Tadi malam, tepatnya tanggal 12 Oktober
2017 sekitar pukul 18.06 WIB temanku mengirimi kami sebuah screen shoot dari
percakapanya denga Bu Fat. Aku membacanya dengan penuh
ketelitian,kehati-hatian, dan menghayati betul apa sebenarnya maksud dari
percakapan itu. Kemudian notifikasi hpku berbunyi, kubaca isi notifikasi itu
dan seorang temanku mengucap “alhamdulillah besok fisika tidak jadi ulangan “.
Aku sempat merasakan sebuah kekuatan dahsyat dari sebuah ucapan ini, hatiku
seolah terbang tinggi dan beban yang selama ini ku tanggung serasa hilang
sudah. Sekali lagi kubaca isi percakapan temanku dengan guruku. Setelah membaca
berulang-ulang aku yakin besok jam pelajaran Fisika akan kosong selama 3 jam.
Malam itu aku dipenuhi dengan sebuah
keajaiban yang luar biasa. Bagaikan aku berenang di sebuah danau yang rimbun
ddenga pepohonan yang tumbuh subur di sekililingnya dengan nuansa alami yang
kental dan tdak lupa ditemani dengan satwa liar yang enttah kemana berlarian
kesana kemari. Sungguh aku isi malam itu dengan sebuah kegiatan yang menjadi
favoritku yang itu menonton film “Sang Pemimpi, Rudie Habiebie 1, dan Rudie
Habiebie 2. Malam itu juga aku tidur lebih awal untuk mengistirahatkan segala
kepenatanku dari aa yang selama ini aku pikul.
Keesokan paginya tepatnya pada tanggal 10
Oktober 2017 aku berangkat dengan ditemani sebuah keanehan. Selama aku
mengendarai sepeda motor aku merasakan hal buruk yang bakal terjdi diluar
dugaan. Dan benar saja, tepatnya setelah pelajaran TIK guru Fisika ku masuk
kelas secara tiba-tiba dengan suasana kelas yang rame. Kelas pada saat itu
dipakai oleh Sulto untuk berdiskusi tentang persiapan-persiapan menjelang HUT
Smansa (hari ulang tahun sekolahku). Bu Fat kemudian angkat bicara dari luar
kelas dengan suaraya yang pas-pasan namun suaranya begitu terdengan seperti
ketika beliau menerangkan pelajaran di depan kelas. Bu Fat mengatakan bahwa sebentar
lagi akan diadakan ulangan fisika dan akan dilaksanaka setelah istirahat.
Sesuai dengan firasat burukku yang sangat
menganjal di dalam hati ini daan ternyata keganjalan terebut harus terbayarkan
oleh ulangan fisika yang secara mendadak dan aku tidak belajar sedikitpun.
Pikiran yang semberawut ditemani segelas air putih yang telah aku tengngak
sedikit demi sedikit aku mulai melupakan kekhawatiranku dan mulai beranjak
belajar. Namun tidak sesuai dengan perkiranku sebelumnya, saat aku belajar
dikelas tak satupun angak,kata bahkan maksud buku kupahami. Mungkin inilah
dampak dari datagnya tamu yang tidak diharapkan kedatangannya. Tamu itu aalah
sifat malas. Malas memang dimiliki oleh setiap manusia dan tentunya tidak
memandang dari mana manusia itu berasal, baik dari golongan pandai, menengah
hingga tergolong bodohpun sifat malas akan selalu datang. Bak gula yang sudah
tak manis lagi mungkin itulah ungkapan yang aku pelesetkan di saat ini.
Waktu yang ditunggu akhirnya tiba,
ulanganpun tiba. Aku duduk dengan sangat tertekan serasa ada beban itu lagi
menghampiriku yang sudah semalam aku simpan di luar ingatanku. Soal pun
dibagikan dan ibu mempersilahkan kami untuk mengerjakannya. Aku berusaha sekuat
tenaga untuk menjawab butir demi butir soal yang disajikan didepanku. Dan pada akhirnya aku pun menyerah dengan
takdir ini, aku mulai putus asa. Sudah 1 jam otak ini berpikir namun apa
hasilnya, tidak ada malahan kertas oretanku penuh dengan coretan yang tidak
jelas kan menghasilkan bilangan apapun. Aku bergumam di dalam hati, semoga ini
bukanlah ulangan namun hanya sebuah tesan biasa yang ibu berikan dan semoga ibu
mengatakan seperti ini “ ulangannya minggu depan nak, ini tidak usah
dikumpulkan ibu sekedar hanya menguji kamu saja”. Namun selama ini ucapan ajaib
itu tidak keluar dari mulut ibu, malah ketika waktu kurang dari 5 menit ibu
mempertegas bahwa ulangan ini akan benar-benar dikumpulkan.
Waktu terus berjalan dari 8 soal akau hanya
mampu menjawab 4 soal, itupun masih ada keraguaan di dalamnya. Maka jalan satu
satunya adalah doa yang kupanjatkan setiap selesai sholat, toh aku sudah
berusaha semaksimal mungkin dan apapun hasilnya aku akan terima ini dengan
lapang dada. Rencanaku sudah gagal untuk membalaas dendam terhadap hasil dari
ulangan pertama fisika. Ingatan itu masih segar di dalam kepalaku ini bahwa aku
bertekat akan balas dendam dan ternyata hilang sudah dan musnah sudah. Kini aku
tinggal menunggu hasil itu.
Yang bisa aku ucapkan adalah
Man Zhabara Zhafira
Komentar
Posting Komentar